Sindrom Cinta
Sebuah anekdok yang pernah ditanyakan oleh salah seorang teman saya, yang isinya begini: “Mengapa orang kalau jatuh cinta jalannya meraba-raba, kesana-kemari, nggak tahu arah?” Jawab saya: “Mungkin lagi pusing. Kurang tahu.” Katanya: “Karena cinta itu buta, jadi kalau orang lagi jatuh cinta, dia tidak bisa melihat, hhee.” “Ooh...”: ujar saya.
Yah...benar, orang-orang bilang cinta itu memang buta. Bukan karena tidak punya mata, tapi karena terjangkit virus atau sindrom merah jambu. Di mana hati si dia yang jatuh cinta lagi dalam lautan bunga hayalan. Saking parahnya, kotoran kambing serasa coklat, bau kentut laksana parfum kasturi. Pokoknya, kalau ingat si dia, semuanya indah. Maka, jika berbicara tentang hal yang berbau love, begitu indah, memesona, dan damai.
Apa benar?? Yuk, kita lanjutkan....
Cinta bisa menjadi sumber inspirasi, kebaikan, selagi ia didapatkan, digunakan, dan ditempatkan pada posisi yang semestinya. Dan sebaliknya, cinta juga bisa menjadi sumber bumerang, virus pink yang membuat jiwa-raga si pecinta tergadai oleh cinta semu dan buta.
Pacaran Masa Muda; Cinta atau Fatamorgana?
Masa muda, para remaja identik dengan dunia tarik-menarik dengan lawan jenis. Ya, bisa dibilang pacaran, dan faktanya, tidak sedikit para remaja yang sudah mengkonsumsi bumbu virus pink ini. Namun, kalau jujur, kisah seputar pacaran ini, tidak jauh dari cinta monyet. Menurut Musdal dalam tulisannya Perlindungan di Jalan Cinta, cinta di usia remaja yang dibingkis dalam bingkai pacaran merupakan cinta monyet tanpa tujuan pasti. Hanya seperti ilusi bahkan fatamorgana pada saat kehausan dan kelaparan di padang pasir yang terik, namun jika didekati tidak menemukan apa-apa; sia-sia.
Lanjut Musdal, cinta tanpa landasan dan tujuan yang hakiki (menikah), tidak jauh berbeda seperti saat mencoba sepatu yang akan dibeli, dipilah-dipilih, kalau tidak cocok, tidak jadi dibeli; ditinggalkan begitu saja. Tentunya, kita tidak mau bernasib seperti sepatu, kan? Penasaran??? Tunggu sambungan selanjutnya...key
By; el-bonai. Pbru, 19 mei 2009. Mushala As-Shiddiqi. 20:54 By. Redaksi Mimo (MiNDa magazine online)
One Response to "Revolusi Cinta"