Latest News
Muda | Islami | Inspiratif | Ideal | Aktif
English French German Spain Italian Russian Portuguese Japanese Korean Arabic
by : BTF

Griven H. Putera

Posted by MiNDa magazine online Sabtu, 02 Juli 2011, under | 0 komentar
Griven H. Putera
4814


Nama lengkap : H. Griven Herrie Putera, M.Ag
Nama Pena : Griven H. Putera
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Rantaubaru/ 28 Juli 1976
Agama : Islam
Negeri Asal (suku) : Rantaubaru (Melayu Riau)
Status : Sudah Menikah
Pendidikan :

SD Negeri 003 Rantaubaru (1982 - 1988)
MTS/MA Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang (1988 - 1995)
S1 Fakultas Dakwah IAIN Susqa Pekanbaru (1995 - 2000)
S2 Pasca Sarjana IAIN Susqa Pekanbaru (2002 - 2004)

Alamat : Rumah :Perumahan Astakarya Panam, blok k.21
Kantor: - Kantor Kemenag Kab. Pelalawan, Komplek perkantoran Bhakti Praja Pangkalan Kerinci
Sekretariat Dewan Kesenian Riau, (gedung Purna MTQ) jalan Sudirman- Pekanbaru



Keluarga
Nama Ayah : A. Gani Yusuf, A.Ma.Pd (Allah yarham)
Nama Ibu : Nurhayati
Jumlah saudara 2 (orang). Kini tinggal sendiri karena kakak juga telah meninggal dunia.
Anak ke 2 (dua) dari dua bersaudara.
Menikah pada 5 Februari 2005
Nama istri : Dedes Handayani
Tempat/tgl lahir : Pekanbaru/14 April 1983
Asal istri : Pekanbaru, Riau
Pekerjaan Istri : PNS
Anak : 1. Najwa Hilyah Hariry, lahir di Pekanbaru 21 Maret 2006
2. Fikraneil Hamdi Nouran, lahir di Pekanbaru, 02 Mei 2008


Kepenulisan

Menulis sejak mahasiswa
Menulis bidang sosial kemasyarakatan, politik dan keagamaan
Kalau tak salah, karya pertama yang dimuat berjudul “Saat Aku Pulang”
cerita pendek yang dimuat di Tabloid Titah, edisi – I, 11 Juni – 9
Agustus 2000. Ini merupakan tabloid Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah
IAIN Susqa Pekanbaru.
Tulisan yang paling berkesan adalah: cerpen berjudul “di Tanah Merah
Basah” yang dimuat di majalah Annida, Jakarta, edisi no.23 Th. IX 13
September 2000. Berkesan karena tulisan pertama yang dimuat di media
nasional dan menjadi cerita utama di majalah tersebut. Dan setelah diseleksi oleh kru redaksi majalah ini, cerpen itupun masuk dalam 20 cerita pendek terbaik selama majalah itu berdiri, yaitu sejak tahun 1991 hingga tahun 2001, yang terkumpul dalam antologi berjudul “Merajut Cahaya”. Cerpen ini pula yang memupuk semangat saya untuk menulis hingga hari ini.

Beberapa buku yang telah diterbitkan:
Pinang Beribut dan Sejumlah Cerita Rakyat Pelalawan yang Lain, YPR, Pekanbaru, 2001. Tenggelam (Seikat Kisah Pandak), Mahkota Riau, Pekanbaru, 2003, dan dicetak ulang oleh Telindo Publishing, 2005. Buku ini telah diulas oleh Marhalim Zaini dengan judul “yang Lokal, yang Miskin, yang Kampung, dst….” Dan Oly Rinson dengan Judul “Tenggelam: Keindahan yang sangat Lokal (sebuah catatan kecil atas kumpulan cerpen Griven H. Putera) pada bedah karya Griven H. Putera yang ditaja di Indrapura Hotel pada Sabtu 14 Januari 2006. Buku kumpulan cerpen ini mendapat ulasan dari UU. Hamidy di Harian Riau Pos selama tiga pekan berturut, 15 – 22 – 29 Maret 2009 di bawah judul “Jalan Nasib dalam Kumpulan Cerpen Tenggelam Karya Griven H. Putera Sekopal Pulut dan Sejumlah Cerita Rakyat Pelalawan yang Lain, Tanjung Semamba, tahun 2003 dan dicetak ulang oleh Telindo Publishing, Pekanbaru, 2005 Buah Ketabahan, (kumpulan Cerita Pendek) Tanjung Semamba tahun 2003 Lelaki Pembawa Kain Kafan, (Novel), Dinas Kebudayaan, Kesenian dan
Pariwisata Provinsi Riau tahun 2009 (novel ini telah diulas dalam telaah novel yang ditaja oleh Dewan Kesenian Riau pada Kamis, 28 Januari 2010 di sekretariat DKR oleh Oly Rinson dengan judul “Lelaki Pembawa Kain Kafan; Keindahan Sufi dalam Mencari Hakekat Kehidupan yang Sesungguhnya” (sebuah catatan kecil atas novel Griven H. Putera dan Dr. Junaidi SS, M.Hum dengan judul Mistik dan Keajaiban (Pembacaan Novel Lelaki Pembawa Kain Kafan dan Benang Merah Keajaiban). Tulisan Dr. Junaidi tersebut tersebut dimuat di Riaupos
tanggal 07 dan 14 Maret 2010. Novel ini diulas juga oleh UU. Hamidy di Riau Pos pada 28 Maret 2008 di bawah judul Potret Antropologis Petalangan.

Beberapa buku dalam bentuk antologi bersama:
Dari Percikan Kisah Membentuk Provinsi Riau, YPR, Pekanbaru, 2001 (Peraih Anugerah Sagang Tahun 2001. Kategori Buku ) Merajut Cahaya, Pustaka Annida, Jakarta, 2001 (Kumpulan Cerpen Terbaik Majalah Annida 1991 – 2001) Burung Bayan Bicara dan Sejumlah Cerita Rakyat Sakai yang Lain, YPR, Pekanbaru, 2001
Cermin dan Malam Ganjil, FBA Press, Jakarta, 2002 Terbang Malam, Yayasan Sagang Riau Pos, Pekanbaru, 2002 Selat Mustika, P2BKM UNRI, Pekanbaru, 2002 Semua Atas Nama Cinta, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003
20 Tahun Cinta, Senayan Abadi, Jakarta, 2003 Magi dari Timur, Yayasan Sagang Riau Pos, Pekanbaru, 2003
Anak Sepasang Bintang, FBA Press, Jakarta, 2003 Loktong, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga RI kerjasama dengan CWI, Creatif Writing Institute, Jakarta, 2006 (Kumpulan Cerpen Pemenang Sayembara Menulis Cerpen Tingkat Nasional 2006) Krisis Sastra Riau, Yayasan Sagang Riau Pos, Pekanbaru, 2007 Jembatan Tengku Agung Sultanah Lathifah Siak Sri Indrapura, Humas
Setda Kabupaten Siak, 2007

Hadiah dan Penghargaan yang pernah diterima dalam bidang penulisan:
Satu dari 20 Cerpen Terbaik selama sepuluh tahun versi Majalah Annida di Jakarta, 1991 – 2001, lewat cerpen Di Tanah Merah Basah. Yang dibukukan dalam Antologi Merajut Cahaya. Peraih Anugerah Sagang Kategori Buku Pilihan Sagang tahun 2001 melalui buku dari Percikan Kisah Membentuk Provinsi Riau [bersama Taufik Ikram Jamil, Hasan Junus dan Syaukani Alkarim]. Pemenang III Laman Cipta Sastra Dewan Kesenian Riau tahun 2003 kategori Kritik Sastra di bawah judul Kttab Republik Jangkrik. Salah satu nominee cerpen pemenang sayembara menulis cerita pendek tingkat nasional tahun 2006 yang ditaja oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga RI kerjasama dengan CWI, Creatif Writing Institute lewat cerpen Pusara Bernisan Duhut Berbunga yang dibukukan lewat antologi Loktong. Peraih Anugerah Seni Tradisional Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau tahun 2009 kategori Anugerah Prestasi Seni Sastra.

Sampai saat ini masih aktif menulis tapi belum diterbitkan. Selain menulis juga aktif memberikan taushiah kerohanian pada masyarakat yang memerlukan. Selain menjadi penulis, sekarang juga merupakan Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Penyuluh Agama Ahli Pertama pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.

Hang Kafrawi (Sastrawan dan Teaterawan)

Posted by MiNDa magazine online , under | 0 komentar
Sastrawan dan Teaterawan
Hang Kafrawi
5517


Hang Kafrawi lahir di Teluk Belitung, Bengkalis, 22 Maret 1974, dari orang tua Jamil Nur dan Azizah. Menamatkan S1 di Fakultas Sastra Unilak Jurusan Sastra Indonesia. S2 di selesaikannya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jurusan Penciptaan Teater tahun 2005.

Karya Hang Kafrawi yang telah dibukukan antara lain, Membaca Riau (kumpulan puisi), Orang-orang Kalah (Naskah Drama dan kumpulan Cerpen), Wawancara Khayal Dengan Yung Dollah (kumpulan cerita humor), Merbau Bersiram Darah (roman cerita rakyat), Dedap Durhaka (kumpulan naskah drama anak-anak), Pertemuan DalamPipa (kumpulan cerpen bersama diterbitkan Dewan Kesenian Jakarta), Air Mata 1824 (kumpulan puisi bersama penulis Malaysia).

Selain menulis karya sastra Hang Kafrawi juga aktif menyutradarai teater semenjak tahun 1997. Pementasan teater yang pernah dipentaskan antara lain; Roh, Manusia-manusia (dipentaskan di Bandung), Taman Hati, Orang-orang Kalah (dipentaskan di Medan dan Padang), Baginda Sultan, (dipentaskan di Malaysia) Mengadili Sang Sapurba (dipentaskan di Malaysia dan Yogyakarta).

Hang Kafrawi juga membacakan puisi-puisinya di Batam, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Malaka dan di University Kebangsaan Malaya Selangor. Beberapa drama komedi televisi juga pernah di sutradarainya, sebut saja; Bulan Terhempas (diikutsertakan dalam lomba film pendek yang ditaja SCTV), Eks Kapten (Film Pendek Terbaik I Dewan Kesenian Riau 2002), Drama Komedi Situasi Televisi Baginda Sultan (ditayangkan di Riau Televisi sebanyak 14 episode), Ngah Husin (drama komedi televisi sebanyak 4 episode). Sekarang Hang Kafrawi berkhidmat di Akademi Kesenian Melayu Riau, sebagai direktur dan dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning.

MARHALIM ZAINI

Posted by MiNDa magazine online , under | 0 komentar
MARHALIM ZAINI lahir di Telukpambang, Bengkalis, Riau, pada 15 Januari 1976. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Zaini Safar dan Sarimah Nasroen ini menamatkan SD di kampungnya dan SLTP dan SLTA (MAN 1 Pekanbaru) di Pekanbaru. Sempat kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang, namun tidak selesai. Di institut ini ia mengasuh Tabloid Shoutul Jami?ah.

Gagal di Padang, tahun 1998 Marhalim Zaini hijrah ke Jogyakarta, dan merampungkan studi S1-nya di Jurusan Teater, Institut Seni Indonesia (ISI) Jogyakarta. Di institut ini ia kembali mengasuh tabloid, Taferil, selama dua tahun (2000?2002), dan Jurnal Teater Stambul (2003?2004).

Rajin mempublikasikan karya-karyanya ke berbagai media, lokal dan nasional, di antaranya Kompas, Majalah Sastra Horison, Media Indonesia, Koran Tempo, Republika, Jurnal Puisi, Pikiran Rakyat, Batam Pos, Riau Pos, Majalah Berdaulat, Majalah Sagang, Majalah Tepak, Singgalang, Haluan, Mimbar Minang, Yogya Pos, Bernas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Solo Pos, Suara Merdeka, Jawa Pos, Surabaya Post, Radar Cirebon, Lampung Post, Bali Post, Cybersastra, On/Of dan Prince Claus Fund Journal 2006.

Buku tunggal puisinya yang sudah terbit adalah Segantang Bintang, Sepasang Bulan (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru, 2003) dan Langgam Negeri Puisi (Dewan Kesenian Bengkalis, Bengkalis, 2004). Untuk drama, Marhalim Zaini telah membukukan Di Bawah Payung Tragedi (2003), sedangkan novel telah terbit Getah Bunga Rimba (Gurindam Press Pekanbaru, 2006) dan Hikayat Kampung Mati (AdiCita, Jogyakarta, 2007), Megalomania (Gurindam Press, Pekanbaru, 2008). Dia Kumpulan cerpen sulungnya adalah Amuk Tun Teja (Pustaka Pujangga, Pekanbaru, 2007).

Karya-karyanya juga dapat ditemukan dalam sejumlah antologi puisi dan cerpen, seperti Batarak (UKM Teater IB Padang, 2000), Embun Tajali (FKY XII, Yayasan Aksara, 2000), Anugerah Sagang 2000 (Yayasan Sagang, Pekanbaru, 2000), Filantropi (FKY XIII, Yayasan Aksara 2001), Hijau Kelon & Puisi 2002 (Kompas, Jakarta, 2002), Dian Sastro for President (AKY, Bentang, Jogyakarta, 2002), Magi dari Timur (Yayasan Sagang, Pekanbaru, 2003), Pertemuan dalam Pipa (Dewan Kesenian Jakarta & Logong Pustaka, Jakarta, 2004), Satu Abad Cerpen Riau (Yayasan Sagang, Pekanbaru, 2004), Seikat Dongeng Tentang Wanita (Yayasan Sagang, Pekanbaru, 2004), Rembulan Tengah Hari (Dewan Kesenian Riau & Yayasan Sagang, Pekanbaru, 2004), Mahaduka Aceh (PDS HB Jassin, Jakarta, 2005), Lok Tong (CWI, Jakarta, 2007).

Sejumlah penghargaan yang pernah diterima di antaranya dari DPD BSMI Daerah Istimewa Jogyakarta, Dewan Kesenian Riau, Majalah Sagang, Hadiah Tepak, Nomine KSI Award, Nomine Anugerah Sagang, dan Dar! Mizan 2005, Ganti Award 2005, dan Anugerah Seni 2005 dari Dewan Kesenian Riau sebagai Seniman Pemangku Negeri (SPN) bidang sastra.

Event kebudayaan yang pernah dihadirinya antara lain Festival Kesenian Jogyakarta (FKY XIV, 2002), Pasar Seni Dewan Kesenian Riau 2003, Cakrawala Sastra Indonesia Dewan Kesenian Jakarta 2004 di TIM, Jakarta, Seminar Warisan Puisi Melayu Serantau di Malaka (Oktober 2004) yang diselenggarakan oleh Institut Seni Malaysia Malaka, Kerajaan Negeri Malaka dan Dewan Bahasa dan Pustaka, Kenduri Seni Melayu 2005 di Batam, Bintan Art Festival 2005 di Tanjungpinang, Utan Kayu International Literary 2005 di Lampung.

Selain bersastra, dia juga aktif di teater. Marhalim Zaini menetap di Pekanbaru dan berkhidmat di Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) Pekanbaru sebagai ketua Jurusan Teater, dan staf pengajar sambil menggerakkan Komunitas Paragraf. @

ARMAN RAMBAH (Seniman Pemangku Negeri)

Posted by MiNDa magazine online , under | 0 komentar
Seniman Pemangku Negeri : ARMAN RAMBAH
Arman Rambah
6380

Arman Rambah
Nama : ARMAN RAMBAH
Tempat/tgl. Lahir : Pasir Penggarayan 5 April 1971
Alamat : Jl. Safari III No. 4 Sigunggung Labuh Baru Barat
Telp./Hp : (0761) 7048277/0811764770

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SDN 004 Pasir Penggarayan

SLTP : SMPN 1 Pasir Penggarayan

SLTA : SMAN 1 Pasir Penggarayan

Perguruan Tinggi

Strata 1 (S-1) : Sendratasik FKIP UIR

Strata 2 (S-2) : Pascasarjana Pencipta Seni Musik Institut Seni Indonesia Yogyakarta (semester II)

Kegiatan

Mengajar pada jurusan musik Akademi Kesenian Melayu Riau

Mengajar pada jurusan program studi sendratasik FKIP UIR

Sebagai pemain akordion pada grup music geliga

Sebagai pengurus pada Bandar Serai Orkestra

Menulis esai tentang musik pada Koran Riau Pos dan Majalah Sagang

Prestasi yang pernah diraih

Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2004

Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2005

Lima penata musik unggulan PARADE LAGU DAERAH di TMII Jakarta tahun 2006

Lima kjarya musik terbaik pada RARAK CIPTA MUSIK Dewan Kesenian Riau di Kabupaten Pelalawan tahun 2003

Kegiatan music yang penah diikuti :

Satu Bumi Beribu Bunyi di TMI Jakarta tahun 2007

Java Jazz di Jakarta tahun 2007

Mallaca Strait Jazz Festival di Malaka tahun 2006 dan Pekanbaru tahun 2007

Konser Kolaborasi Musik Gondang Burogong di Rokan Hulu tahun 2007

Menjadi pemakalah pada Seminar Koba di Pekanbaru 2007

Menjadi pemakalah pada Ketobung di Pekanbaru 2007

Menjadi pembicara pada Diskusi Musik Musik di STSI Padang Panjang tahun 2004

Pemateri Workshop musik AKMR bekerja sama dengan Budsenipar Provinsi Riau tahun 2005, 2007

Pemateri Workshop musik Dewan Kesenian Riau tahun 2007

Mengikuti Seminar Word Music di TIM Jakarta

Mengikuti acara Gendang di Malaka tahun 2004

Mengikuti kunjungan kesenian di Singapura dan Brunai Darussalam tahun 2002

Mengikuti kunjungan kesenian di Pahang Malaysia tahun 2004

Diundang sebagai Additional Palyer di Pahang Malaysia tahun 2005

Menjadi Dewan Juri pada Rarak Cipta Musik Dewan Kesenian Riau tahun 2005

Sebagai Panitia Atraksi Budaya pada acara Pertemuan Memartabatkan Tamadun Melayu Serumpun tahun 2007

Sebagai ketua panitia seminar harapan dan tantangan musik Melayu Riau dalam kajian ilmiah tahun 2007

Sebagai ketua panitia Festival Seni Tradisi dan Kreasi Sendratasik FKIP UIR tahun 2000

Mengikuti acara Kenduri Seni di Batam tahun 2002, 2003.

Mengikuti Sayang-sayang Selatb di Bengkalis tahun 2001 dan Selat Panjang tahun 2002

Mengikuti acara Semarak Zapin Serantau di Bengkalis tahun 2003

Mengikuti Acara Hitam Putih Word Music di Pekanbaru tahun 2003, 2004, 2005

Karya Musik :

Komposisi Musik Bukayuh (kwintet gesek dokumentasi berbentuk notasi) tahun 2007

Komposisi Musik Topogeh (piano + kwintet gesek dokumentasi berbentuk notasi) tahun 2007

Komposisi Musik Puan untuk prosesi launching Yayasan Tenas Effendy ( dokumenta-si berbentuk rekaman) tahun 2007

Aransemen musik album lagu Melayu (Idawati): Harapan Kasih Tahun 2001

Aransemen musik album lagu Melayu (Idawati): Semalam di Bandar Serai tahun 2003

Aransemen musik album lagu Melayu (Amilah Amir, Malaka): Antara Cinta dan Ketaatan tahun 2001

Aransemen musik album : Lagu Melayu Anaka-anak tahun 2005

Aransemen musik album lagu Melayu (Yuherman): Zapin Pasang Suluh tahun 2006

Aransemen musik album lagu Melayu (Hasan): Zapin Pemuncak Payung tahun 2004

Aransemen musik album lagu Melayu (Abunawas): Senja di Rokan Hulu tahun 2007

Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Bengkalis : Negeri Junjungan tahun 2002

Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Dendang Melayu Natuna tahun 2004

Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Natuna Gerbang Uarat Ku tahun2007

Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Natuna : Album Melayu Batam tahun 2006

Aransemen musik album lagu Melayu Kabupaten Indragiri Hulu : Sultan Ibrahim Tahun 2007

Aransemen lagu Hymne dan Mars Kabuoaten Rokan Hulu tahun 2007

Aransemen musik untuk Festival lagu Melayu Dikpora Pekanbaru tahun 2005, 2006, 2007

Aransemen musik untuk Festival Seni Pelajar se-Provinsi Riau tahun 2006, 2007

Aransemen musik untuk Bandar Serai Orkestra yang dinyanyikan oleh Ahmad Jais, Malaysia tahun 2005

Aransemen musik untuk lagu Ulang Tahun Emas Provinsi Riau tahun 2007

Aransemen musik lagu Lancang Kuning, Pantai Solop dan Ayam Putih Pungguk Produksi Dinas Pariwisata Provinsi Riau tahun 2004

Aransemen musik lagu-lagu perjuangan untuk Obade pada HUT RI ke-62 di Pekanbaru

Aransemen musik untuk lagu Anugerah Tradisi Dinas Pariwisata Provinsi Riau tahun 2005, 2006, 2007.

Idrus Tintin Seniman (Pemangku Negeri)

Posted by MiNDa magazine online , under | 0 komentar
Seniman Pemangku Negeri Idrus Tintin
Idrus Tintin
5595
Kronologis Hidup dan Kesenimanan
Idrus Tintin

1932
10 November, lahir di Rengat, Riau, kemudian Idrus di bawa orang tuanya pindah ke Tarempa, Kepulauan Riau dan kemudian masuk Sekolah Rakyat di Tarempa.
1941
Pindah ke Tanjung Pinang, Idrus Tintin melanjutkan Sekolah Rakyat tidak selesai. Tinggal di asrama Dai Toa (asrama penampungan anak-anak yatim paitu). Semenjak tinggal di asrama inilah Idrus Tintin mulai mengenal dunia drama. Salah satu grup drama pimpinan Raja Khatijah terpilihlah Idrus Tintin
Bersama Hasan Basri, untuk berperan: dalam satu pertunjukan drama bahasa Jepang di Gedung Daerah Tanjung Pinang (sekarang).

1943
Bekerja di sentral telepon perusahaan Okabutai milik pemerintahan pendudukan Jepang di Tanjung Pinang.
Jadi pemeranan dalam pertunjukan drama pendek ide cerita Noserang mengenai kehidupan petani yang hidup melarat.

1945
Pindah ke Tembilahan dan masuk Sekolah SMP Muhammadiyah, tidak selesai.. Beramain teater sebagai Piguran bersama grup drama Agus Moeis dan Hasbullah.

1947
Pindah ke Rengat dan melanjutkan Sekolah SMP. Masa-masa sekolah di Rengat setiap ada kesempatan, Idrus selalu saja bermain teater.
1948 Idrus masuk tentara pangkat prajurit.
1950 Pindah ke Tanjung Pinang dan bekerja sebagai Staf Angkatan Darat.
1952 Pindah ke Tarempa Idrus Tintin mendirikan grup sandiwara ?Gurinda?.
1954 Masuk Pegawai Negeri sampai menjadi Kepala Kantor Sosial Kewedanan Pulau Tujuh.
1957 Idrus Tintin yang bergemilang dengan kesenian dan masih mencari identitas diri maka dipindahkan ke Tanjung Pinang dan kemudian meninggalkan tugas pegawai negeri.
1958 Bersama Hanafi Harun membentuk kelompok teater non formal di Tanjung Pinang dan tampil berpuluh kali. Beberapa cerita yang dimainkan yaitu Buih dan Kasih Sayang Orang Lain, Bunga Rumah Makan, dan awal dan Mira.
1959

Bergabung Galeb Husien. Mengadakan pertunjukan drama spektakuler di depan Kantor RRI Tanjung Pinang, yaitu drama pasien. Idrus Tintin sebagai peran utama, bermain bersama beberapa orang seperti Edi Nur, Ita Harahap. Pertunjukan di sutradarai Galeb Husien, dan Asisten Sutradara Idrus Tintin. Semenjak itu setiap ada kegiatan perayaan pemerintah daerah kelompok Idrus Tintin selalu diajak untuk bermain drama.

Mengkoordinir drama dan pertunjukan drama CIS, dan Pasien di Gedung Setia Dharma Pekanbaru selama dua malam dibantu Thamrin Riau. Kesempatan dialog dengan penonton, drama yang ditampilkan Idrus tintin di samping mendapat pujian, juga mendapat protes sebab drama yang dibawakan merupakan drama yang tidak biasa bagi mereka.

Belajar teater non formal di Jakarta dengan harapan dapat masuk ASDRAFI. Bertemu dengan Galeb Husien belajar teater seperti di ATNI.

Bertemu dan latihan bermain teater cerita? Kereta Kencana? di temapat Motinggo Busye.

Melanjutkan perjalanan ke Solo dan belajar teater pada S. Tossani. Bermain tearer di Surabaya bertepatan dengan hari kelahiran Idrus Tintin.


1960

Kembali ke Rengat dan menikah dengan Masni seorang perempuan Rengat Indragiri, Riau. Bekerja di Kantor Penerangan Rengat, Indragiri, Riau.

Membentuk kelompok teater dan berkali-kali memimpin pertunjukan bersama Taufik Effendi Aria, Bakri, Rusdi Abduh di Rengat, Tanjung Pinang, Tembilahan. Naskah cerita yang dimainkan merupakan naskah yang dibuat sendiri namun tidak terarsip baik Idrus Tintin maupun kawan-kawan grupnya. Kegiatan berteater di Rengat dilakukan sampai tahun 1965.

1964

Mengikuti festival Drama di Pekanbaru yang ditaja oleh Pemerintah Daerah Riau Idrus Tintin mendapat penghargaan sebagai actor terbaik.
1966
Memimpin dan menyutradarai sebuah pertunjukan drama di Gedung Trikora, yang didukung anatara lain oleh M. Rasul, Taufik Effendi Aria, Mami Soebrantas, dan RP Marpaung.
1970

Pindah ke Jakarta, bekerja di sebuah Travel Nusantara Air Center dan Majalah Indonesia Movie rubric budaya.

Membentuk Grup Movies Teater di Gedung Kesenian Jakarta bersama dengan Alex Zulkarnain.

1973

Meninggalkan semua pekerjaan di Jakarta, kembali ke Rengat kemudian tahun yang sama pindah ke Pekanbaru dan bekerja di Perusahaan Penimbunan Pasir.

Menyutradarai pertunjukan ?Hariamau Tingkis? di Balia Dang Merdu di bawah koordinator BM Syam dengan para pemain antara lain Faruq AIwi, Patopoi Menteng, Akhyar dan Yusuf Dang.

Berhenti bekerja di perusahaan, kemudian bekerja sebagai pegawai honor Bagian Humas Kantor Gubernur Riau dan salah seorang pengasuh majalah Gema Riau. 1974 Mendirikan Teater Bahana dibantu oleb Armawi KH.

1975

Mengajar di SMAN 2 Pekanbaru selama 17 tahun. Idrus Tintin membina siswanya berkesenian di Teater Bahana. Minimal satu kali sebulan Teater Bahana melakukan pementasan di Pekanbaru.

1996

MenerimaAnugrah Sagang untuk seniman/budayawan terpilih dari Yayasan Sagang Riau Pos Media Grup.

Idrus Tintin selalu mengikuti pertemuan ilmiah baik sebagai pembicara, peserta maupun mengadakan pertunjukan teater monolog. Kawan-kawan Idrus mengatakan bahwa kehidupan Idrus adalah teater.


2003 14 Juli, Idnus Tinti tutup usia.

EDIRUSLAN PE AMANRIZA

Posted by MiNDa magazine online , under | 0 komentar
EDIRUSLAN PE AMANRIZA lahir di Bagansiapi-api, Rokanhilir, Riau, pada 17 Agustus 1947. Ediruslan Pe Amanriza memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bagansiapi-api. Tahun 1961, ia masuk SHD di Medan, meskipun tidak selesai. Tahun 1962, ia pindah sekolah ke SKMA Bogor, juga tidak selesai. Pada tahun yang sama, ia meneruskan sekolahnya di salah satu SMA di Bandung sampai tamat. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di FHPM Universitas Padjadjaran, Bandung, hingga 1969, namun juga tidak sampai selesai.

Semasa hidupnya, Ediruslan Pe Amanriza banyak terlibat dalam berbagai aktivitas sosial-politik dan kesenian. Ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau dari Partai Golkar, menjadi dosen di Fakultas Sastra Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, sekjen dan kemudian ketua umum Dewan Kesenian Riau (DKR), ketua harian Yayasan Lembaga Adat Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai), Pekanbarau, dan sebagainya. Sebagai seorang jurnalis, Ediruslan pernah menjadi koresponden Majalah Topik dan Tempo (Jakarta), kemudian aktif di Surat Kabar Mingguan Genta (Pekanbaru) sebelum akhirnya mendirikan koran sendiri, Tabloid Azam (Pekanbaru).

Di sela-sela kesibukannya di organisasi dan politik, Ediruslan tak pernah berhenti dari kegiatan menulis atau kesusastraan. Karier kepengarangannya sendiri sudah mulai ia rintis sejak duduk di bangku SMP, tetapi secara sungguh-sungguh baru ia lakukan sekitar tahun 1967. Sejumlah puisi, cerpen, esei, dan novel telah ia hasilkan dan dimuat di berbagai media massa. Puisi-puisinya, antara lain, dimuat di Mingguan Mimbar Demokrasi dan Majalah Mimbar Bandung. Karya-karyanya yang lain juga dimuat di Harian Sinar Harapan, Haluan, Kompas, Majalah Sastra Horison, Zaman, Menyimak, dan lain sebagainya.

Ediruslan Pe Amanriza wafat pada hari Rabu, 3 Oktober 2001, sekitar pukul 12.35 WIB, di Rumah Sakit Islam Asifah Sukabumi, Jawa Barat. Ia wafat setelah tidak kuat melawan kanker paru-paru yang dideritanya selama empat bulan. Ia meninggalkan empat orang anak dan seorang istri.

Salah satu romannya, Panggil Aku Sakai (Balai Pustaka, Jakarta, 1987) yang memenangi sayembara mengarang roman Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 1986, sangat dikenal oleh publik sastra di Riau. Roman ini menjadi salah satu simbol perlawanan masyarakat suku terasing Sakai terhadap dominasi pembangunan yang cenderung menindas.

Karya-karyanya dalam bentuk kumpulan puisi, antara lain, Vogabon (1975), Surat-suratku kepada GN (1981), Nyanyian Wangkang (1999), sebuah antologi bersama penyair Taufik Ikram Jamil, Antara Mihrab dan Bukit Kawin (1992). Sedangkan karya-karya dalam bentuk roman atau novel antara lain Di Bawah Matahari, Taman, Jakarta di Manakah Sri, Ke Langit (1993), Jembatan (Kekasih Sampai Jauh), Perang Bagan, dan Stasiun di Kaki Bukit. Tiga romannya, Nakhoda Koyan (1977), Panggil Aku Sakai (1987), dan Dikalahkan Sang Sapurba (2000), memenangi Sayembara Mengarang Roman DKJ, masing-masing untuk juara I, I, dan II. Satu-satunya kumpulan cerpennya yaitu Renungkanlah Markasan (DKR, 1997). Dua novelnya, Jakarta di Manakah Sri dan Di Bawah Matahari, diterbitkan di Kualalumpur, Malaysia, sementara roman-romannya yang lainnya diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta. Esei-eseinya yang sudah dibukukan adalah Kita dari Pedih Yang Sama (1999) dan Aduh, Riau Dilanggar Todak.

Atas karya dan jasa-jasanya bagi seni dan budaya, Ediruslan Pe Amanriza telah mendapatkan penghargaan Anugerah Sagang kategori Seniman Terbaik Pilihan Sagang dari Yayasan Sagang (1998) dan Seniman Pemangku Negeri (SPN) dari DKR.

Rida K Liamsi (Seniman, Penulis)

Posted by MiNDa magazine online , under | 0 komentar
Seniman Perdana : RIDA K LIAMSI
Rida K Liamsi
4792

Rida K Liamsi
RIDA K LIAMSI, dilahirkan di Dabosingkep, Provinsi Kepulauan Riau, 17 Juli 1943. Rida K Liamsi yang bernama asli Ismail Kadir ini pernah menjadi Guru Sekolah Dasar pada rentang tahun 1967-1975 sebelum akhirnya terjun di dunia jurnalistik. Karir wartawannya dimulai ketika tahun 1972 ? 1973 sebagai wartawan Mingguan Pelita Buana. Pernah menjadi wartawan Majalah Tempo selama delapan tahun, di Harian Suara Karya lima tahun, sebelum pindah ke Harian Riau Pos yang terbit di Pekanbaru. Kini selain menjadi CEO Riau Pos Group yang mengelola kelompok bisnis media di bawah bendera Jawa Pos Group, juga menjabat Direktur PT JPNN di Jakarta. Group Riau Pos sendiri mempunyai bisnis media di Riau, Kepulauan

Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan di Nanggroe Aceh Darussalam. Juga mempunyai beberapa TV local seperti Riau Televisi, Batam Televisi, serta Padang Televisi.

Rida K Liamsi
Sejak duduk di sekolah menengah pertama suami dari Hj Asmini Syukur ini suda menulis sajak-sajak. Tahun 1981 kumpulan sajaknya yang pertama ODE X terbit dalam bentuk stensilan. Bersama Hasan Junus dan Eddy Mawuntu menerbitkan kumpulan essei dan puisi yang diberi nama JELAGA, di Tanjungpinang. Beberapa sajaknya juga pernah dimuat dalam beberapa antalogi puisi yang terbit di Pekanbaru. Di tahun 2003, menerbitkan kumpulan sajaknya yang ke dua Tempuling.

Rida K Liamsi juga banyak menulis artikel-artikel budaya dan menjadi pembicara dalam berbagai pertemuan budaya, terutama tentang kebudayaan Melayu. Akhir tahun 2007 lalu, novel pertamannya BULANG CAHAYA diterbitkan.

Tanda komitmennya terhadap perkembangan satra dan budaya, Rida juga mendirikan sebuah yayasan budaya yang diberina nama Yayasan SAGANG. Melalui yayasan ini, sejak tahun 1997 telah menerbitkan majalah budaya yang diberi nama SAGANG. Yayasan ini juga setiap tahunnya, sejak tahun 1996, telah memberikan penghargaan kepada para seniman/budayawan, karya-karya budaya, serta institusi budaya yang bernapaskan budaya Melayu, dengan anugerah yang diberinama ANUGERAH SAGANG.